Di balik sunyinya tanah pemakaman, tersimpan kisah menegangkan seorang pria sederhana bernama Mas Kibaw yang telah mengabdi selama 17 tahun sebagai penggali kubur di kampungnya. Dari profesi mulia itu, Mas Kibaw tak hanya menghadapi tanah keras dan malam dingin, tetapi juga makhluk-makhluk tak kasat mata, jasad-jasad penuh misteri, dan pesugihan paling ekstrim yang menguji imannya.
Berawal dari putus sekolah di tahun 2008, Mas Kibaw sempat kebingungan mencari pekerjaan. Hingga suatu hari, Pak RT menawarinya pekerjaan menggali kubur. Tanpa pengalaman, ia mengiyakan. Pemakaman pertama yang ia gali mempertemukannya dengan pengalaman mistis pertamanya saat menggali, ia menemukan tanah berlendir, bulu-bulu putih halus, dan merasakan ada yang “mengawasi”.
Sejak hari itu, suara-suara bisikan, sosok-sosok aneh, dan peristiwa tidak masuk akal menjadi bagian dari hidupnya.
Di pemakaman kedua, Mas Kibaw melihat sosok lelaki besar berpakaian ala jawara yang hanya ia sendiri bisa lihat. Sosok itu hadir saat pemakaman dan kemudian mengikuti hingga ke rumah. Malamnya, Mas Kibaw bermimpi sosok tersebut mengaku ingin ikut bersamanya dan memberi sebuah keris kecil mirip kujang. Aneh tapi nyata, keris itu ternyata benar-benar ada di samping bantal saat ia bangun. Sejak itu, keris tersebut selalu ia simpan dalam tas.
Di tahun-tahun berikutnya, Mas Kibaw mengalami berbagai peristiwa yang menguji nyali. Termasuk saat menggali makam seorang juragan sembako kaya mendadak, yang disebut warga melakukan pesugihan jual tumbal. Saat hendak diturunkan, liang kubur tiba-tiba dipenuhi air bau busuk, padahal langit cerah. Setelah penguburan, Mas Kibaw mengalami gangguan bertubi-tubi motor mogok di dekat kuburan, munculnya kuntilanak, bahkan kesurupan.
Ternyata, ia “diincar” oleh makhluk dari pesugihan tersebut karena setan pesugihan kehilangan tuan dan ingin menjadikan Mas Kibaw sebagai penggantinya.
Seorang guru spiritual menyatakan bahwa Mas Kibaw diikuti oleh empat makhluk gaib dua sosok besar, satu pocong, dan satu kuntilanak. Mereka adalah sisa dari ritual pesugihan yang tidak tuntas. Untungnya, sebagian berhasil “dikeluarkan”, namun satu makhluk tetap bertahan dan disebut sebagai pendamping baik, yang kemudian diasosiasikan dengan Abah Ijo, sesepuh kampung yang meninggal dan diyakini memiliki ilmu tinggi.
Meski banyak kejadian aneh dialaminya termasuk terhindar dari begal saat membawa keris, dan luka parah saat tak membawanya Mas Kibaw tetap rendah hati. Ia tidak mau meyakini keris sebagai sumber keselamatan, tetapi lebih memilih percaya bahwa semua adalah kuasa Allah.
“Saya tidak meyakini kesaktian keris ini. Tapi mungkin ini cuma kenang-kenangan dari Abah Ijo. Semua terjadi karena kehendak Allah.” Mas Kibaw
Setelah menggali ratusan kubur, Mas Kibaw mengaku bisa membedakan orang baik dan jahat saat dikubur. Pernah suatu ketika, ia menguburkan seorang ulama dan mencium bau harum melati yang sangat kuat. Sebaliknya, ia juga bermimpi didatangi orang-orang yang minta dikembalikan tali kafannya, atau mengeluh karena belum disucikan.
Kisah Mas Kibaw bukan sekadar cerita seram. Ia adalah refleksi tentang keikhlasan, tanggung jawab, dan iman. Dengan menggali kubur secara ikhlas tanpa mengharapkan imbalan besar, ia percaya bahwa itu menjadi tabungan amalnya kelak di akhirat.
“Apa yang kita tanam di dunia, itu yang akan kita tuai kelak. Siksa kubur itu nyata, dan amal kita yang menyelamatkan.” ucap Mas Kibaw
Tonton versi lengkap ceritanya di Youtube Malam Mencekam
Kisah nyata lain menanti… karena setiap pilihan gelap, pasti punya bayangan panjang.