Tahun 2005, seorang ibu rumah tangga bernama Teh Desi mengalami sesuatu yang mengubah hidupnya. Bukan cuma kejadian aneh. Tapi perjalanan ke alam lain yang tak semua orang bisa kembali darinya. Hari itu, tengah malam. Teh Desi tiba-tiba terbangun dan merasa ingin ke kamar mandi. Baru beberapa langkah keluar kamar, tubuhnya ambruk. Gelap. Lalu, hilang kesadaran. Keluarganya panik. Ia dibawa ke rumah sakit. Tapi anehnya, tidak ke ruang ICU. Ia dirawat di kamar biasa. Di situlah semuanya terjadi.
Saat tubuhnya tak bergerak, jiwa Teh Desi justru terbangun. Awalnya ia merasa sangat dingin. Lalu, pelan-pelan tubuhnya seperti terangkat dari kasur. Saat ia menoleh ke bawah… ia melihat tubuhnya sendiri sedang terbaring. Ia kaget, tapi tak bisa berteriak. Tak ada suara yang keluar. Keadaan di sekitarnya gelap. Tapi jauh di depan, ada cahaya terang seperti pintu. Di sampingnya, berdiri dua sosok yang ia kenal yaitu kakek dan neneknya. Mereka memegang tangannya. Tapi wajah mereka… kosong. Tanpa ekspresi. Tak bicara sepatah kata pun.
Teh Desi menoleh ke depan. Ia melihat pemandangan yang membuat bulu kuduk berdiri. Jutaan manusia berseliweran. Jalan ke sana ke mari, tapi tak saling bertabrakan. Tak ada suara. Tak ada tujuan. Anehnya, wajah mereka semua kosong. Tak bisa dibedakan laki-laki atau perempuan. Mereka hanya berjalan. Terus berjalan. Teh Desi pun mencoba bertanya pada dua sosok di sampingnya.
“Tolong… saya di mana ini?” Tapi tak ada jawaban.
Teh Desi pun panik.
“Saya mau pulang! Ini bukan tempat saya!”
Seketika, dua sosok itu menoleh dan berkata dalam bahasa Sunda,
“Jung atuh, bilih bade uih mah…” (Ya sudah, kalau kamu mau pulang.)
Tiba-tiba tubuhnya seperti dijatuhkan dari ketinggian. Jatuh tepat ke tubuhnya yang sedang koma. Ia sadar. Tapi sulit bernapas. Butuh tenaga luar biasa untuk akhirnya bisa berteriak memanggil ayahnya. Setelah semuanya reda, Teh Desi menceritakan apa yang ia alami. Ayahnya membawanya ke Bandung, bertemu seorang paman sepuh. Dari sanalah ia tahu, bahwa yang ia lihat bukanlah kakek dan neneknya. Itu merupakan amal baik dan amal buruknya. Dan jutaan manusia yang berseliweran itu? Roh-roh orang yang sudah meninggal. Yang menunggu… doa dari keluarganya. Mereka tersesat. Tidak punya arah. Karena belum ada yang mendoakan mereka.
Sejak itu, Teh Desi bisa merasakan hal-hal gaib. Bisa tahu kalau di suatu tempat ada yang “berbeda”. Pernah juga melihat arwah berdiri di atas tubuhnya sendiri sebelum benar-benar wafat. Bahkan, sempat “dipamiti” oleh keluarganya sebelum ajal menjemput.
Setelah Teh Desi kembali tetapi tidak sama seperti sebelumnya. Ia bawa cerita. Ia bawa pesan. Bahwa setelah mati, yang ditunggu bukan uang, bukan teman nongkrong, bukan rekan kerja. Tapi… doa dari keluarga. Jangan sombong. Jangan putus silaturahmi. Karena saat nyawa terlepas… yang menyambut kita hanyalah apa yang pernah kita perbuat.
Apa yang selanjutnya terjadi dengan Teh Desi? tonton videonya sampai TAMAT !
Hanya di Youtube Malam Mencekam !