Di sebuah sudut kota, berdiri warung bakso yang selalu ramai pembeli. Saking larisnya, banyak orang menyebutnya “bakso sejuta umat”. Namun, di balik kepulan kuah dan cita rasa yang menggoda, tersimpan rahasia kelam yang hanya diketahui segelintir orang. Ini adalah kesaksian Mas Febi, mantan karyawan warung tersebut, yang membongkar praktik pesugihan pemilik warung seorang pria yang dua kali naik haji, namun tak pernah terlihat menunaikan sholat.
Mas Febi mulai bekerja di warung bakso Pak Haji (nama samaran) di tahun 2017. Awalnya, semuanya tampak normal gaji layak, pelanggan selalu ramai, dan warung tak pernah sepi meski warung lain di sekitar sepi pembeli. Namun, dari hari ke hari, Mas Febi mulai mencium keanehan.
Pak Haji dikenal sebagai orang dermawan dan taat secara lahir. Ia dua kali pergi haji, rumahnya besar, mobil mewah berjejer di halaman, dan selalu ikut menyumbang kegiatan masjid. Namun yang mengganjal, ia tidak pernah sholat, bahkan ketika adzan berkumandang di dekat warungnya.
Suatu malam, Mas Febi bermimpi berada di dapur warung dalam kondisi gelap, dan melihat tangan berlumuran darah muncul dari dalam panci kuah bakso. Ia juga pernah melihat bayangan hitam berdiri diam di pojok dapur, hanya muncul ketika Pak Haji sedang memasak sendiri.
Yang paling menyeramkan adalah larangan keras yaitu jangan pernah buang sisa kuah ke selokan dan Jangan buka gentong di belakang dapur.
Suatu ketika Mas Febi sedang dalam perjalanan pulang, ia bertemu dengan mantan supir Pak Haji yang bernama Pak Tono. Pak Tono pun akhirnya menceritakan pengalaman saat menjadi supir Pak Haji yang saat itu setiap malam jum’at kliwon selalu pergi keliling daerah jawa untuk mendatangi tempat-tempat wingit.
Mas Febi akhirnya memutuskan keluar setelah ia dan temannya mengalami teror supranatural bertubi-tubi. Di rumah kontrakannya, ia sering mendengar suara cekikikan perempuan dari dapur, mencium bau amis seperti darah, dan bermimpi dikejar sosok hitam bermata merah.
Setelah berkonsultasi dengan seorang ustaz, barulah Mas Febi diberitahu bahwa ia sudah dijadikan tumbal selanjutnya oleh Pak Haji sebagai syarat telah berkontrak dengan makhluk ghaib dan agar warungnya tetap ramai pembeli.
Sejak jadi target tumbal dan sudah disembuhkan, hidup Mas Febi memang tak langsung membaik secara ekonomi. Tapi ia merasa jauh lebih tenang, tidur nyenyak, dan terhindar dari mimpi buruk.
Kisah warung bakso Pak Haji mengajarkan kita bahwa kekayaan lahir tidak selalu cerminan keberkahan batin. Terkadang, apa yang tampak religius di luar hanyalah topeng untuk menyembunyikan perjanjian gelap di balik dapur.
“Kalau mau rezeki yang halal, mungkin butuh waktu. Tapi rezeki syirik, walau cepat, selalu datang dengan tagihan dari dunia lain.” — Mas Febi
Tonton versi lengkap ceritanya di Youtube Malam Mencekam
Kisah nyata lain menanti… karena setiap pilihan gelap, pasti punya bayangan panjang.