Di balik cerita sukses seorang pengusaha ekspedisi, tersembunyi perjanjian kelam yang tak diketahui banyak orang. Kisah ini datang dari Joko, seorang pemuda perjaka biasa, miskin, namun ambisius. Dalam waktu singkat, ia menjadi juragan truk, punya showroom mobil, tanah, hingga sawah 4 hektare. Tapi semua berubah ketika satu janji kecil pada Dewi Langse ia abaikan hingga hidupnya hancur perlahan dan berakhir menggelandang sebagai orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Segalanya bermula saat Joko menemani temannya, Wa Aweng, mengantar motor ke seorang juru kunci bernama Pak Karto. Awalnya hanya bisnis biasa. Namun ketika Joko curhat ingin cepat sukses, menikah, dan mapan, Pak Karto menawarkan “jalan pintas” yaitu melalui ritual dengan Dewi Langse, makhluk halus pengikut Nyi Roro Kidul.
Joko pun tanpa banyak pikir menyanggupi syaratnya, tidur di lokasi ritual selama beberapa malam. Malam ketiga, ia didatangi sosok perempuan cantik yang mengaku Dewi Langse, menawarkan kekayaan sebagai imbalan pernikahan gaib dan persembahan rutin setiap malam Jumat Kliwon berupa kepala kerbau bujang, kambing perjaka, dan bunga kantil. Joko menyetujui.
Tak butuh waktu lama, hidup Joko berubah total. Ia dipercaya bos showroom, diberi modal, lalu membuka usaha sendiri. Dalam setahun, ia memiliki beberapa truk ekspedisi dan showroom mobil. Orang memanggilnya Bos Joko. Namun kekayaan ini harus dibayar mahal ia harus konsisten memberi sesajen mistis tiap bulan ke tempat gaib.
Kesibukan, ambisi, dan gaya hidup mewah membuat Joko lupa jadwal sesajen. Sekali terlupa, terjadi keanehan. Harga bawang (bisnis barunya) anjlok, showroom mulai bermasalah, truknya ditarik leasing, dan hutang menumpuk. Joko stres, mulai minum alkohol, dan bergaul dengan perempuan penghibur. Ia mengabaikan semua peringatan.
Joko sempat kabur ke Medan, lalu ke Semarang, dan sempat dirawat di pesantren. Tapi jiwanya tak lagi utuh. Ia kembali ke kampung dengan rambut gimbal, sarung kumal, dan membawa “harta karun” dalam karung berisi barang-barang tak berguna. Ia mengira semua orang ingin mencuri hartanya. Bahkan tak mengenali keluarganya sendiri.
Pak Karto hanya berkata lirih,
“Saya sudah bilang, kalau pesugihan itu tidak ditepati, risikonya dua: hilang atau gila. Dan Joko kena dua-duanya.”
Kisah Joko adalah peringatan keras bagi siapa pun yang tergoda jalan cepat menuju kekayaan. Meski tanpa tumbal nyawa, perjanjian dengan makhluk halus selalu menuntut balasan, dan ketika janji tak ditepati, balasannya bisa lebih mengerikan dari kematian.
“Kalau jalannya menyimpang, ujung-ujungnya pasti kena juga. Kadang bukan orang lain yang jadi korban, tapi diri sendiri yang dilenyapkan.” — Wa Aweng
Tonton versi lengkap ceritanya di Youtube Malam Mencekam
Kisah nyata lain menanti… karena setiap pilihan gelap, pasti punya bayangan panjang.