Mbak Yanti adalah seorang pengacara asal Cirebon yang dikenal aktif menangani berbagai kasus hukum. Kehidupannya berjalan normal hingga rumah tangganya terguncang akibat kebiasaan buruk sang suami yang kecanduan judi online. Uang hasil kerja keras habis, usaha keluarga hancur, dan hubungan rumah tangga memburuk.
Perselisihan semakin sering terjadi, hingga akhirnya Mbak Yanti memutuskan untuk menggugat cerai. Proses perceraian rampung pada awal 2022. Namun, keputusan ini justru menjadi awal dari serangkaian teror yang mengancam keselamatan dirinya.
Setelah bercerai, mantan suaminya mulai melakukan berbagai tindakan yang merugikan Mbak Yanti. Rumahnya dirusak, usaha sabotase terhadap pekerjaan terjadi, bahkan ancaman fisik ia terima. Puncaknya, Mbak Yanti mulai merasakan gangguan kesehatan yang aneh dan sulit dijelaskan.
Awalnya ia mengira sakit yang dialami adalah penyakit biasa. Namun, gejalanya semakin parah perut membesar seperti orang hamil delapan bulan, napas menjadi sesak, dan rasa sakitnya seperti ada yang memelintir organ dalam.
Pemeriksaan di rumah sakit tidak menunjukkan hasil. Dokter menyatakan kondisi organ dalamnya normal, tetapi rasa sakit semakin parah dari hari ke hari. Hingga pada suatu malam, rasa sakit itu memuncak membuatnya tidak sadarkan diri.
Keluarga panik, membawanya ke beberapa ahli spiritual di Garut dan Tasikmalaya. Dari hasil pemeriksaan batin, terungkap bahwa Mbak Yanti menjadi korban santet Towok Serut, sebuah ilmu hitam yang dikenal di kalangan masyarakat Dayak, Kalimantan. Santet ini konon sangat berbahaya, khusus menargetkan perempuan, dan dapat menyebabkan kematian perlahan.
Para ahli spiritual menduga kuat santet ini dikirim oleh orang yang pernah dekat dengannya, dengan tujuan membalas dendam dan menghancurkan hidupnya.
Kondisi Mbak Yanti semakin memburuk hingga ia pingsan selama tiga hari penuh. Dalam kondisi itu, dokter menyatakan ia sudah meninggal dunia. Keluarga menyiapkan proses pemakaman. Tubuh Mbak Yanti dimandikan, dikafani, dan diletakkan di peti jenazah.
Keesokan paginya, prosesi pemakaman dimulai. Keluarga dan warga mengiringi jenazah ke pemakaman umum. Liang lahat telah digali, jenazah siap diturunkan. Namun, sebelum prosesi penimbunan tanah dimulai, kejadian tak terduga terjadi.
Tiba-tiba, Mbak Yanti sadar kembali. Napasnya terengah-engah, tubuhnya bergerak. Panik melanda, sebagian warga berteriak ketakutan, sebagian lagi langsung membantu mengeluarkannya dari liang lahat. Kejadian ini membuat geger satu kampung.
Meski kembali hidup, kondisi Mbak Yanti masih lemah dan rasa sakit di perutnya tetap ada. Atas saran kerabat, ia dibawa ke seorang juru kunci di daerah Cimandung untuk menjalani ritual penyembuhan.
Ritual dimulai dengan siraman air kembang sebanyak tiga kali. Siraman pertama dan kedua terasa biasa saja, namun pada siraman ketiga, Mbak Yanti merasakan sakit luar biasa di perutnya. Pandangannya menjadi kabur, dan ia melihat sosok perempuan berambut panjang dengan mata merah menyala.
Beberapa detik kemudian, dari tubuhnya keluar buntalan kain merah. Menurut juru kunci, benda itu adalah media santet Towok Serut yang selama ini bersarang di tubuhnya.
Setelah media santet berhasil dikeluarkan, Mbak Yanti merasakan tubuhnya jauh lebih ringan. Namun, ia tetap diwajibkan menjalani serangkaian kewajiban sebagai bentuk “tolak bala”, antara lain melakukan sedekah bumi di kampung halaman, memberi makan anak yatim selama empat Jumat berturut-turut, serta menjaga kebersihan batin dengan rutin berdoa dan menjauhi sumber energi negatif. Seluruh anjuran tersebut ia patuhi demi memastikan gangguan serupa tidak kembali menghampiri.
Pengalaman tiga hari tidak sadar dan hampir dikubur hidup-hidup membuat Mbak Yanti memiliki kepekaan batin yang lebih tinggi. Ia mengaku bisa merasakan kehadiran makhluk tak kasatmata di sekitarnya. Meski awalnya membuatnya takut, ia belajar untuk tidak memedulikan gangguan tersebut dan fokus pada kehidupan nyata.
Mantan suaminya kini dikabarkan hidup dalam kondisi terlunta-lunta, mengalami gangguan mental, dan dijauhi lingkungan sekitar. Mbak Yanti kembali bekerja sebagai pengacara, namun dengan pandangan hidup yang berbeda.
Bagi Mbak Yanti, pengalaman ini menjadi peringatan keras tentang bahaya ilmu hitam dan kebiasaan buruk seperti judi. Ia berpesan:
“Tidak ada orang yang menjadi kaya lewat judi. Semua yang kita miliki akan lebih berkah jika diraih lewat kerja keras. Kematian itu pasti, hanya waktunya saja yang kita tidak tahu.”
Kisahnya menjadi pengingat bagi banyak orang bahwa dendam dan iri hati bisa mendorong seseorang melakukan hal yang tak masuk akal, bahkan menggadaikan nyawa orang lain demi kepuasan sesaat.
Tonton versi lengkap ceritanya di Youtube Malam Mencekam
Kisah nyata lain menanti… karena setiap pilihan gelap, pasti punya bayangan panjang.