Malam di desa terpencil di Bengkulu itu selalu terasa berat. Angin laut membawa aroma asin, bercampur wangi pohon kantil yang tumbuh di belakang rumah. Di sebuah rumah besar bertingkat, seorang anak bernama Rizko yang kelak dikenal sebagai Mbak Mbak Jejee hidup dalam suasana yang penuh misteri. Setiap kali listrik padam, ia sering mendengar kursi berderit sendiri, langkah kaki tanpa wujud, hingga tatapan mata merah besar yang tiba-tiba muncul di hadapannya.
Bagi anak-anak lain, itu mungkin hanya mimpi buruk. Tapi bagi Rizko, itu nyata. Ia sering berlari ke kamar ibunya, hanya untuk mendapat jawaban singkat, “Kamu kebanyakan nonton horor.” Padahal jauh di lubuk hati, ia tahu ada sesuatu yang disembunyikan.
Desa tempat ia dibesarkan bukan desa biasa. Lebih dari 300 rumah di sana berfungsi sebagai lokalisasi. Dari depan jalan hingga ke dalam gang, semua tersusun untuk melayani lelaki yang datang dari luar. Sejak kecil, Rizko sudah melihat bagaimana “perawan baru” dihargai jutaan rupiah, bagaimana perempuan-perempuan yang ditelantarkan suami atau dijual keluarganya akhirnya bekerja di sana. Baginya, semua tampak lumrah, meski menyisakan luka batin.
Ketika remaja, Rizko baru tahu kenyataan lain yang lebih mengejutkan ia ternyata anak angkat. Ibu yang dibanggakannya selama ini bukan ibu kandung, melainkan pekerja lokalisasi yang menyerahkannya ketika masih bayi. Ibunya yang sekarang yang selalu terlihat berkecukupan ternyata menyimpan rahasia besar menjalani pesugihan.
Rizko mulai curiga ketika melihat ibunya selalu memiliki uang berlimpah, bisa mengeluarkan puluhan juta rupiah dari kantong kecil. Orang-orang sering meminjam uang kepadanya tanpa jaminan, kadang 50 juta, 100 juta, bahkan 200 juta. Namun anehnya, orang-orang yang meminjam itu hampir selalu meninggal dalam waktu satu atau dua tahun. Stroke, kecelakaan, atau sakit mendadak semua datang berderet. Dari situ Rizko sadar ada tumbal yang bekerja.
Lebih dari itu, ibunya juga menyimpan benda-benda aneh keong buntet, keris berbentuk naga, hingga batu merah delima sebesar kelereng. Setiap kali Rizko hendak pergi, ibunya mengusap wajahnya dengan minyak wangi misterius. Di kamar ibunya, ia sering melihat sesajen kopi pahit, susu, air putih, telur, kembang, bahkan makanan pasar. Aneh, karena setiap pagi sebagian dari sesajen itu sudah berkurang, seperti ada yang memakannya.
Suatu malam, sebuah makhluk besar berbulu dengan mata melotot yang kelak ia kenali sebagai genderuwo datang dalam mimpi. Makhluk itu berkata, “Kamu jangan takut. Saya ini punya ibumu. Ibumu tidak pernah kekurangan uang karena sudah janji memberi makan saya: nyawa manusia.” Sejak itu, Rizko percaya bahwa kekuatan gaib benar-benar melingkupi keluarganya.
Tak hanya genderuwo, ia juga pernah melihat penampakan kuntilanak “asli” bukan sekadar perempuan berbaju putih, tapi sosok menyeramkan dengan tubuh setengah kuda dan wajah tengkorak. Makhluk-makhluk itu sering menampakkan diri di cermin rumah atau sekadar minta kopi, menyamar sebagai anggota keluarga.
Lebih mengejutkan lagi, ibunya ternyata memiliki ilmu rawa rontek ilmu kebal yang membuat seseorang tidak bisa mati kecuali kepalanya dipisahkan dari tubuh. Bagi warga sekitar, ibunya adalah legenda. Satu-satunya yang bertahan paling lama di dunia malam penuh persaingan, ketika yang lain sudah lama tumbang.
Semua itu membuat Rizko tumbuh dalam ketakutan bercampur kebingungan. Ia pernah diberi susuk, pernah merasakan sensasi aneh saat tubuhnya jadi pusat perhatian. Namun lambat laun, ia sadar jalan itu hanya menjerumuskannya. Saat beranjak dewasa, ia meninggalkan rumah, merantau ke Jakarta dengan uang pinjaman. Hidupnya memang tak mudah sempat diajari mencopet untuk bertahan hidup tapi ia bersyukur bisa keluar dari lingkaran pesugihan dan dunia gelap keluarganya.
Kini, sebagai Mbak Mbak Jeje, ia menuturkan kisah hidupnya tanpa malu. Baginya, pengalaman masa kecil yang dikelilingi PSK, pesugihan, genderuwo, hingga ilmu rawa rontek adalah bukti bahwa dunia gaib dan dunia nyata sering bersinggungan. “Kalau bukan karena pengalaman itu, mungkin saya tidak akan jadi saya yang sekarang,” katanya lirih.
Kisah hidupnya menjadi peringatan keras bahwa kekayaan instan dari pesugihan selalu datang dengan harga mahal. Kadang bukan hanya nyawa orang lain yang jadi tumbal, tapi juga ketenangan hidup anak-anak sendiri.
Tonton versi lengkap ceritanya di Youtube Malam Mencekam
Kisah nyata lain menanti… karena setiap pilihan gelap, pasti punya bayangan panjang.