Pada tahun 2007, Mas Putra berangkat ke Surabaya untuk kuliah. Hidupnya sederhana, tapi hatinya sedang hancur. Pacarnya selama tiga tahun, gadis yang ia yakini sebagai jodoh, tiba-tiba menikah dengan seorang PNS pilihan orang tuanya. Patah hati membuatnya gelap mata, mencari cara apa pun agar bisa memanggil kembali cinta lamanya termasuk lewat jalan spiritual.
Ibunya, yang iba melihat anaknya terus murung, memperkenalkan Mas Putra pada Om Sun, seorang kenalan keluarga yang dikenal sebagai orang “berilmu” dan paham tirakat kejawen. Om Sun tak menolak membantu, tapi memberi syarat “Kalau mau tirakat, harus kuat. Harus puasa mutih tujuh hari, dimulai dari weton kelahiranmu. Tiap salat wajib, baca Ya Hayyu Ya Qayyum tiga ratus kali, dan Surat Yusuf ayat tujuh tiga ratus kali.”
Mas Putra setuju, tanpa banyak pikir. Ia hanya ingin balikan. Tapi sejak malam pertama tirakat, hal-hal ganjil mulai terjadi.
Hari ketiga tirakat, teman-temannya di kos mendadak resah. Mereka bersumpah melihat Mas Putra melayang saat berzikir. Tubuhnya kaku, tapi wajahnya tenang. Mas Putra tak sadar apa-apa, mengira mereka hanya bercanda. Tapi malam berikutnya, seorang teman melihat sosok perempuan bergaun putih berdiri di depan kamarnya tinggi, berambut panjang, wajahnya putih dan sipit, mirip wanita keturunan Tionghoa. Sejak itu, aroma bunga kantil selalu muncul tiap kali Mas Putra selesai mandi.
Hari kelima, pembantu kos menemukan rambut panjang di kamar mandi dan menuduh Mas Putra diam-diam membawa perempuan ke kamar. Padahal ia sedang puasa mutih, tak pernah keluar malam. Keanehan terus berlanjut hingga malam terakhir tirakat.
Saat itu, Mas Putra bermimpi bertemu perempuan cantik berbaju putih berenda. Ia hanya tersenyum tanpa suara, lalu menghilang. Esoknya, sejak bangun tidur, dunia Mas Putra berubah. Tujuan tirakatnya ingin memikat sang mantan lenyap begitu saja dari pikirannya. Ia malah mulai dikerumuni perempuan. Teman-teman cewek di kampus yang dulu tak menoleh, kini bergantian mengajak jalan. Sementara teman-teman laki-laki justru menjauh, merasa benci tanpa sebab.
“Kayak saya punya daya tarik aneh,” katanya kemudian. “Cewek datang sendiri, cowok menjauh.”
Beberapa bulan kemudian, ibunya mengajaknya pulang ke Cirebon. Saat membantu ibunya meninjau rumah baru di daerah Talun, Mas Putra mengalami kejadian yang mengubah segalanya. Ketika membuka pintu kamar di rumah itu, pemandangan di depannya berubah menjadi taman ada kolam ikan, bunga mekar, dan di tengahnya berdiri seorang perempuan berkebaya, rambut terurai panjang, wajahnya cantik menakjubkan.
Ia tersenyum dan melambai pelan. Mas Putra terpaku, tubuhnya tak bisa bergerak. Hingga ibunya menepuk bahu, pemandangan itu menghilang seketika. Tapi semenjak hari itu, Mas Putra tak bisa melupakan sosok itu. Ia jatuh cinta pada pandangan pertama kepada makhluk yang tak berasal dari dunia manusia.
Om Sun kemudian menjelaskan, “Yang kamu lihat itu Nyimas Gandasari, makhluk gaib penjaga wilayah Talun. Ia muncul karena tirakatmu dulu membuka aura pengasihan. Dia menyukai orang yang hatinya penuh energi cinta dan belum ikhlas.”
Sejak pertemuan itu, Mas Putra merasakan kehidupan yang tak masuk akal. Kariernya menanjak cepat. Dalam waktu singkat ia naik jabatan, menjadi manajer di perusahaan pialang. Rezeki mengalir deras. “Kalau saya sendiri, rezeki lancar, tapi setiap kali menikah, hidup saya berantakan,” katanya.
Ia menikah dua kali dua-duanya gagal. Rumah tangga yang awalnya hangat selalu berubah menjadi pertengkaran tanpa sebab. Usaha macet, keuangan hancur. Tapi begitu ia cerai, keberuntungan datang lagi. “Kayak ada yang enggak suka saya nikah,” ujarnya.
Keyakinan itu terbukti saat malam-malam di rumah barunya selalu muncul taburan pasir di ranjang kamar. “Setiap saya berhubungan sama istri, selalu ada pasir halus di seprai. Tapi anehnya, cuma di kamar itu.” Ia tahu siapa pelakunya Nyimas Gandasari. Sosok yang dulu datang dalam taman, kini sering duduk di tepi kasur dengan senyum lembut, menepuk tempat di sampingnya, mengajak duduk.
“Put, aku senang sama kamu. Boleh enggak aku ikut kamu ke mana pun kamu berada?”
Suara itu lembut, tapi menggema di kepalanya. Mas Putra tak bisa menjawab, lidahnya terkunci. “Saya enggak takut, malah nyaman. Tapi di dalam hati saya pengin bilang ‘tidak’,” kenangnya. “Cuma enggak bisa.”
Hubungan mereka tak berhenti di situ. Setiap kali Mas Putra pindah kerja atau rumah, Nyimas Gandasari selalu ikut. Ia muncul dalam mimpi, dalam bayangan kaca, atau lewat suara bisikan halus. Ketika ia menikah lagi, makhluk itu marah hingga terjadi peristiwa aneh di rumah: lemari jati besar terbalik sendiri, bawah jadi atas, atas jadi bawah. Adiknya yang juga memiliki indra keenam bahkan melihat “duel” antara pendampingnya sendiri dan sosok Nyimas.
Kata Om Sun, “Pengasihanmu besar. Tapi makhluk itu cemburu. Dia enggak mau kamu punya istri manusia.”
Kini, bertahun-tahun berlalu, Mas Putra memilih menjauh dari dunia duniawi. Ia bekerja sebagai marbot masjid, membersihkan rumah ibadah setiap hari. “Saya sudah capek. Dulu dikejar-kejar cewek, sekarang saya cuma mau dikejar azan,” katanya sambil tertawa pahit.
Ia masih merasakan kehadiran Nyimas kadang-kadang. “Enggak sesering dulu, tapi kalau saya sedang sendiri di kamar, suka terasa ada yang berdiri di pojok. Wangi melati masih sama.”
Ketika ditanya apakah tirakat Surat Yusuf itu membawa berkah, Mas Putra menggeleng pelan. “Kalau bisa diputar, saya enggak mau ngelakuin itu. Tirakat tanpa niat lurus bisa buka pintu yang salah. Saya cuma pengin balikan sama mantan, tapi yang datang malah jin cantik. Rezeki memang naik, tapi hati rusak, rumah tangga hancur.”
Kini ia belajar satu hal penting: bahwa doa dan tirakat bukan untuk memaksa takdir. “Cinta, rezeki, jodoh semua sudah ditulis. Kalau nekat mengubahnya lewat jalur gaib, yang datang bukan jodoh, tapi ujian.”
Malam-malam Cirebon yang lembap masih menyimpan rahasia Nyimas Gandasari, perempuan gaib yang konon jatuh cinta pada manusia. Namun bagi Mas Mas Putra, kisah itu bukan lagi legenda, melainkan babak kelam dari hidupnya saat cinta dan tirakat berubah menjadi jerat halus antara dunia manusia dan dunia tak kasat mata.
Tonton versi lengkap ceritanya di Youtube Malam Mencekam
Kisah nyata lain menanti… karena setiap pilihan gelap, pasti punya bayangan panjang.