Mas Aji, kala itu hanya seorang buruh tani, menerima telepon dari seorang kerabat yang meminta bantuannya. Tanpa curiga, ia menerima ajakan tersebut. Tak disangka, perjalanan itu membawanya ke dunia gelap pesugihan.
Dua orang pria, Sukar dan Abdul, datang kepadanya. Mereka berasal dari Karawang dan Bekasi, dua pengusaha yang bisnisnya bangkrut. Mereka ingin mencari jalan pintas untuk mendapatkan kekayaan dengan melakukan ritual pesugihan. “Saya hanya diajak, diminta mengantar. Awalnya saya tidak tahu bahwa ini terkait pesugihan,” ujar Mas Aji.
Dengan bayaran Rp25.000 per hari, Mas Aji menemani mereka dalam perjalanan menuju daerah yang dipercaya sebagai tempat ritual pesugihan, tepatnya di sebuah wilayah di Ciamis.
Ritual Mencekam dan Tumbal Nyawa
Sesampainya di lokasi, mereka bertemu seorang kuncen sementara Sukar dan Abdul dengan penuh harap meminta bantuan makhluk gaib agar diberikan kekayaan berlimpah. “Kami diminta untuk menyiapkan berbagai sesajen, termasuk ayam cemani, kelinci, telur, dan kembang tujuh rupa,” kenangnya.
Ritual Malam pertama masih terasa tenang, namun malam kedua mulai menunjukkan tanda-tanda mistis. Angin berhembus kencang, suara lolongan anjing semakin mendekat, dan bayangan hitam mulai terlihat di sela-sela pepohonan.
Puncak Kengerian
Malam ketiga menjadi puncak dari kengerian. Sosok besar setinggi empat meter muncul. Kepalanya seperti kerbau, matanya menyala merah, tangannya sebesar paha manusia dewasa. “Saya gemetar melihatnya, tapi saya tidak bisa lari,” kata Mas Aji.
Sosok itu menuntut tumbal. Sukar, tanpa ragu, menawarkan dua anaknya sebagai pengorbanan. Saat ritual berlangsung, Mas Aji mendengar suara mengerikan. Ketika seekor kelinci disembelih, suara yang terdengar bukanlah suara binatang, melainkan tangisan seorang anak. “Bapak, jangan bunuh saya!” teriak suara itu. Begitu juga ketika ayam hitam dikorbankan, terdengar suara manusia merintih kesakitan.
Akankah Mereka bertiga mendapat hasil pesugihannya tanpa dampak buruk. Saksikan di Youtube Channel malam mencekam