Ketika suaminya terkena PHK, keadaan berubah drastis. Tagihan arisan Mbak Gista menumpuk, dan dia menjadi bahan olok-olokan. Ia dan dua temannya, Yuli dan Nisa, dipandang sebagai “sosialita gagal” yang tetap berusaha hidup mewah di tengah kesulitan.
Perjalanan Menuju Ritual Gelap
Didorong oleh keinginan membalas dendam, mereka mencari jalan pesugihan. Mereka mendengar tentang sebuah ritual pesugihan monyet yang konon dapat memberikan kekayaan instan tanpa tumbal. Dengan modal nekat, mereka mendatangi seorang kuncen di sebuah daerah terpencil.
Tujuh Pintu Kegelapan
Ritual dimulai dengan memasuki goa yang dipenuhi berbagai makhluk gaib. Di setiap pintu, mereka diuji dengan berbagai gangguan, mulai dari ular, kuntilanak, hingga sosok genderuwo yang menguji keberanian mereka. Mereka harus bertahan dengan hanya mengonsumsi air dan bunga melati, serta dilarang menyebut nama Tuhan atau melakukan ibadah.
Ketakutan mulai merasuk ketika Nisa tiba-tiba pingsan setelah melanggar pantangan dengan menyebut nama Tuhan. Yuli pun mengalami kejadian serupa di pintu keempat, ketika ia menyadari bahwa ritual ini bukan sekadar ujian keberanian, tetapi benar-benar membawa mereka ke dunia yang lebih gelap dari yang mereka bayangkan.
Gista, satu-satunya yang tersisa, akhirnya mencapai pintu ketujuh, tempat ia harus memilih antara tiga siluman—ular, kuda, atau monyet. Pilihan ini menentukan nasibnya: apakah ia akan mendapatkan kekayaan dengan kontrak selama dua tahun, atau justru kehilangan jiwanya dan menjadi bagian dari dunia gaib selamanya.
Harga yang Harus Dibayar
Di akhir ritual, Gista harus memilih bentuk kontraknya: memberikan tumbal atau menjalin perjanjian dengan siluman selama dua tahun. Dengan penuh ketakutan, ia memilih perjanjian tanpa tumbal, meski harus berhubungan dengan sosok siluman tersebut sebagai bagian dari kontraknya.
Hingga akhirnya, 30 juta ia dapatkan tiba2 dibawah bantalnya
Akankah dia bisa bertahan dengan harta itu?? Tonton video lengkapnya di Youtube Malam Mencekam